PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PENGURUSAN JENAZAH MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 6 PURWOREJO

By Ahmad Ngazis 23 Okt 2021, 16:01:52 WIB Artikel Ilmiah

Abstract : This study aims to: improve the learning outcomes of class XI students at SMK Negeri 6  Purworejo using the Problem Based Learning model on the Material of Organizing Bodies.

This research is a type of class action research (Classroom Action Research) with research subjects of class XI  students at SMK Negeri 6  Purworejo with a total of 20 students. The focus examined in this study is the learning outcomes of students. Cognitive learning outcomes data in this study were obtained from the end of the cycle test scores. Meanwhile, data on psychomotor learning outcomes were obtained from observations during the learning process.

The data that has been obtained is then analyzed using descriptive methods to determine student learning outcomes. The indicator of the success of this study was seen from the learning outcomes of students who achieved learning mastery> 68. The research process was carried out in 3 cycles. The implementation of cycle I had been planned beforehand. Implementation of cycle II is the result of reflection from cycle I and Cycle III is the result of reflection on cycle II. Collecting research data using the direct observation method during learning and taking grades at the end of each cycle. Data management using quantitative descriptive analysis techniques. The results of data management are used to describe the achievement of actions towards increasing results in learning. This is evidenced by the results of the first cycle of research with completeness of 35% with an average value of 57.5. in cycle II learning completeness reached 70% with an average score of 76. And the research results obtained meant that there was an increase from cycle I to cycle II and cycle III with 85% completeness with an average score of 79.25

 

Keyword : Classroom Action research, Problem based Learning, Hasil Belajar

 

 

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk : meningkatkan Hasil belajar peserta didik kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning pada materi Pengurusan Jenazah.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian peserta didik kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo dengan jumlah peserta didik sebanyak 20 siswa. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar kognitif dalam penelitian ini  didapat dari nilai tes akhir siklus. Sedangkan data hasil belajar psikomotorik didapatkan dari observasi pada saat pembelajaran berlangsung.

Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan

 

 

 

belajar > 68. Proses penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Pelaksanaan siklus I sudah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan silus II merupakan hasil refleksi dari siklus I dan Siklus III merupakan hasil dari refleksi siklus II. Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode observsi secara langsung pada saat pembelajaran dan pengambilan nilai pada tiap akhir siklus. Pengelolaan data dengan menggunakan teknik analisis dekreptif kuantitatif. Hasil dari pengelolaan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan hasil dalam pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil   penelitian siklus I dengan ketuntasa 35 % dengan rata – rata nilai 57.5. pada siklus II Ketuntasan Belajar mencapai 70% dengan Nilai Rata – rata 76. Dan hasil penelitian yang diperoleh berarti terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus III dengan Ketuntasan 85% dengan nilai rata – rata 79.25

Kata Kunci : Classroom Action research, Problem based Learning, Hasil Belajar

 

 

Pendahuluan

Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal  1  menyebutkan  Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana untuk  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,   kecerdasan,   akhlak   mulia,   serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU no.20 tahun 2003).

Pendidikan yang ideal sesuai dengan tujuan Pendidikan nasional adalah Pendidikan yang didalamnya terjadi   proses   pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, terjadilah perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 sekarang ini menjadi yang tuntutannya menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student center) bukan lagi pembelajaran berpusat pada guru (teacher

center).

Proses pembelajaran tersebut sudah berlaku  di  sekolah peneliti t e m p a t mengajar, yang di dalamnya banyak ditemukan model pembelajaran yang belum berpusat pada peserta didik, pembelajaran banyak berpusat pada guru itu sendiri serta keaktifan peserta didik sebagaimana yang diharapkan oleh kurikulum 2013 belum nampak dan peserta didik terkesan pasif. Selain itu guru juga belum mampu menerapkanmodel pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil Observasi pengamatan saat kami mengajar di SMA Muhamadiyah Purworejo pada bulan november 2022 maka dapat kami jabarkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode yang masih monoton, kurang bervariasi maka tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Dari

20 anak yang ada di kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo, Ada 14 anak yang masih mendapat nilai dibawah KKM dan nilai rata-rata siswa hanya mencapai

60, ini menunjukan bahwa siswa belum mencapai batas KKM yakni 68.

Dengan demikian, berdasarkan hasil  observasi  rendahnya  pemahaman siswa dalam mapel  PAI disebabkan karena beberapa faktor:

1. Pada  saat  penyampaian  materi  dalam  proses  belajar    mengajar    masih menggunakan  metode  yang  monoton,  kurang  bervariasi  sehingga  siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran dan sedikit peluang  untuk siswa untuk bertanya.

2. Kurangnya penggunaan media pendukung untuk berlangsungnya proses belajar mengajar dalam penyampaian materi kepada siswa.

 

Berdasarkan  permasalahan  yang  dialami  di  SMK Negeri 6 Purworejo tersebut  menunjukan  bahwa  hubungannya dengan  proses  pembelajaran  yang belum berpusat pada peserta didikyang menyebabkan tidak terjadinya keaktifan dan hasil belajar peserta didik kiranya perlupenerapan model pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan peserta didik. Dalam hal ini penulis akan mencoba memasukan model Problem Based Learning dalam proses pembelajaran yang dirasa bisa meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik di mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan judul “Peningkatan hasil belajar materi Pengurusan Jenazah menggunakan model Problem Based Learning di kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo Tahun 2021 ”

 

 

Problem based Learning

 

Kehidupaan identik dengan menghadapai masalah. Model pembelajaran inimelatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berfikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, dan demokratis.

 

Menurut Duch (1995) mengemukakan bahwa pengertian dari model Problem Based Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan (shoimin,

2014.hlm 130). Finkle and Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasar dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik (shoimin,

2014.hlm 130).

 

Hasil Belajar

 

Hasil belajar adalah perubahan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami proses belajar (Sudjana 1995 hlm.2). Hasil belajar bisa dipahami sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan asumsi mampu menyelesaikan persoalan pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatucermatan atau tindakan yang dilakukan oleg seorang pendidik di kelas  untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran di kelas (Jacub et al., 2019).

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan beberapa siklus dalam rangka menuntaskan permasalahan belajar sehingga ditandai dengan perubahan serta peningkatan hasil belajar bagi anak didik (Nurgiansah et al., 2021). Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning akan mampu meningkatkan hasil belajar.

Penelitian ini akan melakukan kolaborasi antara peneliti dengan pendidik yang melaksanakan PTK secara langsung. Dalam hal penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran yang ada di kelas, dengan mengacu pendapatnya Kemmis mengungkapkan bahwa PTK berbentuk spiral yang tahapannya berbentuk siklus dengan diawali sebuah perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi dengan diawali sebuah observasi untuk melihat kondisi anak didik sebelum dilakukan penelitian tindakan.

 

 

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester pertama dengan pertimbangan kalender akademik yang ada di sekolah yaitu bulan November 2021. Lokasi penelitian   ini mengambil tempat pada siswa Kelas XI SMK Negeri 6  Purworejo. Penelitian ini fokus pada Materi Pengurusan Jenazah. Pemilihan lokasi penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terkait dengan pengurusan jenazah kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo yang menjadi tempat kolaborasi dengan Pendidik.

 

 

Siklus PTK

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar pengurusan jenazah pada siswa Kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo.

 

 

Subyek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA yang terdiri dari 20 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Sebelum PTKdilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberiperlakuan dalam PTK, yaitu rencana pembelajaran yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar yang di dalamnya memuat pembelajaran pengurusan jenazah yang terdapat pada silabus pembelajaran kelas XI mata pelajaran PAI. Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar kerja siswa, (2) Lembar pengamatan diskusi, (3) Lembar evaluasi.

 

 

Sumber Data Penelitian

Ada beberapa sumber data dari penelitian ini yaitu siswa, pendidik dan kolaborator. Siswa dalam hal ini untuk mendapatkan data tentang siswa, penerapan model Problem Based Learning materi pengurusan jenazah dan ketentuannnya sesuai dengan syariat islam. Sedangkan pendidik yaitu   untuk melihat tingkat keberhasilan impelementasi pembelajaran dan hasil peserta didik dengan model PBL. Teman sejawat, yaitu sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari peserta didik atau pendidik.

 

 

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah  observasi dan tes. Observasi merupakan metode pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Salim, 2015). Observasi dilakukan peneliti secara langsung selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui segala aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran PAI di

kelas.

Alat  pengumpul  data  dalam  PTK ini  meliputi  tes  dan  observasi.  Tes menggunakan lembar soal terkait dengan pengurusan jenazah untuk melihat hasil belajar siswa. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan prosedur model Problem based Learning   untuk memperoleh data yang diperlukan.

 

 

Validasi dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase  untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan model Problem based learning untuk melihat perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran dan Hasil belajar peserta didik. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Implementasi pembelajaran menggunakan model PBL dalam pembelajaran dengan menganalisis tingkat keberhasilan implementasi, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tuntas maupun tidak tuntas.

 

 

Indikator Kerja

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah pendidik,karena pendidik merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa. Siswa dalam hal ini tes, rata-rata nilai ulangan harian materi pengurusan jenazah dengan nilai rata-rata 8,5. Observasi, pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui segala aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran PAI di kelas. Pendidik, dokumentasi, kehadiran siswa dengan lembar absensi sebagai data siswa yang mengikuti pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian yaitu Pelaksanaan Pembelajaran mengunakan model PBL dan Hasil belajar Peserta didik pada materi Pengurusan jenazah.

 

 

Prosedur Penelitian Siklus I

Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut: (a) Perencanaan (Planning) yang terdiri Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan dalam materi  penelitian,  lembar kerja  siswa serta menyiapkan  media pembelajaran, peneliti juga menyiapkan instrumen yang terdiri dari soal  yang harus  dijawab siswa dan lembar observasi.

                         

Gambar. 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2017)

 

 

(b)  Tindakan  (Acting)  yang  terdiri  dari  Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasildari tindakan- tindakan pada siklus sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. (c) Pengamatan (Observation) Observasi dilakukan untuk mengetahui memperoleh data meliputikegiatan guru dan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung di kelas. Observasi dilakukan berdasarkan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran PAI materi Pengurusan Jenazah menggunakan model pembelajaran Problem based learning (d) Refleksi (Reflecting), dalam penelitian ini dilakukan refleksi untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi. Tahap refleksi dilakukan untuk mengkaji dan merenungkan Kembali kekurangan proses pembelajaran dan evaluasi tindakan. Refleksi dilakukan kolaboratif antara peneliti dan guru untuk perbaikan siklus selanjutnya.

 

 

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus I belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan.

 

 

Siklus III

 

Siklus III dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus I dan II belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini dilakukan tindakan sampai dengan siklus III.

 

 

 

Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan deskriptif kualitatif sehingga dalam proses penelitian, peneliti memerlukan data hasil penelitian yang akurat melalui pola kalaborasi dengan mitra kalaborasi yang terdiri peneliti guru dan teman Guru.

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I Perencanaan Penelitian

Pada tahap perencanaan ini, sebelum membuat rencana kegiatan Peneliti mempertimbangkan sarana dan prasarana baik pendidik ataupun peserta didiknya. Setelah mempertimbangkan hal tersebut maka Peneliti menyusun rencana kegiatan di mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran (berupa video) dan juga evaluasi (Google Form) serta lembar pengamatan kegiatan. Dalam menyusun RPP Peneliti menggunakan model pembelajaran Problem Base learning sebagai Pendukungnya dalah melalui WAG untuk evaluasi kelas.

 

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran untuk siklus I   dilaksanakan jumlah siswa 20 anak, dalam hal ini peneliti bertindak sebagai kolaborator dan pelaku langsung adalah pendidik mata pelajaran Fikih. Adapun proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran penggunaan model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi Pengurusan Jenazah. Maka fokus penelitian adalah hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan model problem based learning.

 

Materi  yang  dibahas  adalah  tentang  pengurusan  jenazah,  pendidik memulai dengan salam pembuka, berdoa bersama dan presensi. Selanjutnya pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar pengurusan jenazah yaitu siswa  mampu menjelaskan ketentuan pengurusan jenazah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Sebelum pendidik memulai materi pelajaran dengan melakukan apersepsi dan memotivasi anak didik. Pendidik bertanya pada peserta didik, ”apakah sudah ada yang tahu atau melakukan pengurusan jenazah ? Pernahkah kalian membantu atau terlibat dalam kegiatan pengurusan jenazah? Kemudian dijawab oleh anak didik dengan bergantian, beberapa anak didik ada yang menjawab pernah ikut kegiatan pengurusan jenazah ”selanjutnya pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dan anak didik mengamati dengan baik. Selanjutnya pendidik membagi  kelompok menjadi tiga bagian dan dijelaskan prosedur pembelajaran dengan model PBL dan materi dibagikan dalam bentuk links serta alat bantu berbentuk LKPD setiap anak didik. Berikut ini adalah hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran:

 

Tabel 1.1. Keterlaksanaan Pembelajaran (Guru) siklus I

 

No

Langkah

pembelajaran

Deskripsi kegiatan

Pelaksanaan

Capaian

(%)

1

2

3

4

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

89 %

1

Orientasi peserta didik terhadap masalah

Guru menayangkan video sebagai orientasi terhadap masalah

 

 

 

2

Mengidentif

ikasi masalah

Guru mengarahkan

peserta didik untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalamtayangan video dengan beberapa pertanyaan dan penguatan

 

 

 

3

Mengorganisasikan peserta didik

Guru membagi kelompok

dan memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan LKPD

 

 

 

4

Melakukan

penyelidikan

Guru mengarahkan peserta didik untuk menggali informasi sebanyak mungkin untuk dapat menjawab pertanyaan di LKPD dan menganalisis masalah yang dibahas

 

 

 

5

Membantu

penyelidikan

Guru mengarahkan pesertadidikuntuk

mengecek kembali jawaban yang telah ditulis dengan sumber Belajar

 

 

 

6

Menyajikan dan

mengembangkan hasil karya

Guru mengarahkan Peserta didik mengembangkan menyajikan hasil diskusi kelompok kedalam PPT

 

 

 

6

Menganalisis dan

mengevaluasi pemecahan masalah

Guru mengarahkan peserta didikuntuk menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan analisis data keterlaksanaan terhadap proses pembelajaran menggunakan model Problem based learning berkategori tinggi. Pada tahap ini observer memberikan saran agar guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lebih lama untuk menggali informasi dan  berinteraksi dengan guru. Sedangkan untuk pengamatan kegiatan evaluasi  dilakukan dengan cara,  untuk pengetahuan peserta didik diminta mengerjakan soal  melalui CBT online Google form, namun kendala ada beberapa peserta didik yang terkendala sinyal jadi saya arahkan peserta didik untuk berbagi jaringan agar bisa mengikuti dengan baik.

 

 

Refleksi pada siklus I

 

Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama-sama dengan rekan sejawat, mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus 1. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitandengan tindakan yang dilakukan. Berikut kendala dan penyelesaian yang terjadi pada siklus 1.

Kendala : Ada beberapa peserta didik yang tidak masuk karena sakit dan mengikuti persiapan lomba sehingga tidak dapat mengikuti pembelajaran semua. Penyelesaian: Peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembeljaran maka tetap

mengikuti kegiatan di whatsapp grup terkait pembelajaran. Pada pertemuan siklus

I belum mencapai target yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yang masih rendah, dimana pada siklus I hasil belajar peserta didik masih jauh di bawah standar KKM, dan belum mencapai indikator keberhasilan diharapkan oleh peneliti terutama persentase ketuntasan klasikal. Oleh karena itu tindakan akan dilanjutkan ke siklus.

 

 

Grafik 1.1. Hasil evaluasi siklus I

 

 

 

Tabel 1.4. Hasil Evaluasi Peserta Didik Siklus I

 

 

No

NAMA SISWA

NILAI

KETERANGAN

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

1.

AGK

60

 

2.

AL

60

 

3.

CWI

70

 

4.

NK

85

 

5.

DP

65

 

6.

SA

40

 

7.

NK

50

 

8.

ZAR

70

 

9.

SIL

70

 

10.

AM

45

 

11.

HS

55

 

12.

RFS

85

 

13.

BC

40

 

14.

RA

70

 

15.

SF

70

 

16.

DD

70

 

17.

SU

80

 

18.

IB

60

 

19.

RH

50

 

20.

AN

45

 

 

Jumlah

1150

8

13

 

Rata-rata

57.5

35.00%

65.00%

 

Dari data di atas dapat dilihat siswa yang tuntas hanya 8 siswa atau

35% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 65 %.

 

 

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II

 

Perencanaan Penelitian

Pada  tahap  ini  peneliti  mempersiapkan  perangkat  pembelajaran  yang terdiri dari pembelajaran II, soal tes formatif II dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi atau pengamatan. Pelaksanaan Penelitian

Pendidik dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran, perencanaan siklus II dan hasil refleksi dari hasil siklus I kemudian dengan peserta didik berjumlah 20 orang, dengan tetap melakukan motivasi pada peserta didik serta bertanya terkait dengan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran pengurusan jenazah pada siklus 1.

Berikutnya pendidik melakukan petunjuk dalam proses pembelajaran di siklus II dengan membagi kelompok menjadi tiga dan menjelaskan gambaran

 

 

 

proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem based learning yaitu dengan materi mengambil dari buku ajar yang telah ditentukan sebagaimana dalam pelaksanaan siklus 1 dan dibantu dengan LKPD pada setiap anak didik. Berikut ini adalah hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran :

 

 

Tabel 2.1. lembar observasi keterlaksaan pembelajaran Guru Siklus II

 

 

No

Langkah

pembelajaran

Deskripsi kegiatan

Pelaksanaan

Capaian

(%)

1

2

3

4

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

93 %

1

Orientasi peserta didik terhadap masalah

Guru menayangkan video sebagai orientasi terhadap masalah

 

 

 

2

Mengidentif

ikasi masalah

Guru mengarahkan peserta

didik untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalamtayangan video dengan beberapa

pertanyaan dan penguatan

 

 

 

3

Mengorganisasikan peserta didik

Guru membagi kelompok

dan memberikan arahan danbimbingan dalam mengerjakan LKPD

 

 

 

4

Melakukan penyelidikan

Guru mengarahkan peserta didik untuk menggali informasi sebanyak mungkin untuk dapat menjawab pertanyaan di LKPD dan menganalisis masalah yang dibahas

 

 

 

5

Membantu

penyelidikan

Guru mengarahkan pesertadidikuntuk mengecek kembali jawaban yang telah ditulis dengan sumber Belajar dan

 

 

 

6

Menyajikan dan mengembangkan hasil karya

Guru mengarahkan Peserta didik mengembangkan menyajikan hasil diskusi kelompok kedalam PPT

 

 

 

6

Menganalisis dan

mengevaluasi pemecahan masalah

Guru mengarahkan pesertadidikuntuk menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan dari kegiatan yangtelah dilakukan

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan analisis data keterlaksanaan terhadap proses pembelajaran menggunakan model Problem based learning berkategori tinggi. Pada tahap ini observer memberikan saran agar guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lebih lama untuk menggali informasi dan  berinteraksi dengan guru. sedangkan untuk pengamatan kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara, untuk pengetahuan peserta didik diminta mengerjakan soal  melalui CBT online Google form, namun kendala ada beberapa peserta didik yang terkendala sinyal jadi saya arahkan peserta didik untuk berbagi jaringan agar bisa mengikuti dengan baik.

 

 

Refleksi Siklus II

 

Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama-sama dengan rekan sejawat, mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus II. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitandengan tindakan yang dilakukan. Berikut kendala dan penyelesaian yang terjadi pada siklus II.

 

Kendala: Ada beberapa peserta didik tidak membawa HP jadi tidak bisa mengikuti Pre test dan Post test secara langsung lewat HP dan ada 1 siswa yang terlihat mengantuk serta menundukan kepala.

 

Penyelesaian: Peserta didik yang tidak dapat mengikuti pretest dan postest secara online maka tetap mengikuti kegiatan tersebut dengan teman sejawat membacakan soal dan menjawabnya dibuku tulis. Penerapan pembelajaran dengan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dari siklus II. Akan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan diharapkan oleh peneliti terutama persentase ketuntasan klasikal.

 

 

Grafik 2.1. Hasil evaluasi siklus II

 

 

 

Tabel 2.4. Hasil evaluasi peserta didik siklus II

 

No

NAMA SISWA

NILAI

KETERANGAN

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

1.

AGK

40

 

2.

AL

70

 

3.

CWI

80

 

4.

NK

100

 

5.

DP

80

 

6.

SA

70

 

7.

NK

90

 

8.

ZAR

90

 

9.

SIL

90

 

10.

AM

60

 

11.

HS

50

 

12.

RFS

90

 

13.

BC

60

 

14.

RA

90

 

15.

SF

80

 

16.

DD

85

 

17.

SU

85

 

18.

IB

60

 

19.

RH

60

 

20.

AN

80

 

 

Jumlah

1520

14

6

 

Rata-rata

76

70.00%

30.00%

 

 

Dari data di atas dapat dilihat siswa mencapai 14 siswa atau 70 %

sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 30%.

 

 

 

Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus III

 

Perencanaan Penelitian

Pada  tahap  ini  peneliti  mempersiapkan  perangkat  pembelajaran  yang terdiri dari pembelajaran III, soal tes pretest III dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi atau pengamatan. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan dengan  jumlah siswa  20  anak,  dalam  hal  ini  peneliti  bertindak  kolaborator pendidik.  Adapun  proses pembelajaran  mengacu  pada  Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan hasil refleksi hasil siklus II serta perencanaan siklus III. Dari pelaksnaan siklus III ini hampir sama dengan yang dilakukan pada siklus II namun lebih memperhatikan lagi pada siswa yang belum tuntans di siklus II sebanyak 6 orang dengan nilai masih di bawah KKM yang telah

 

 

 

ditentukan.

Pendidik memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai yaitu anak didik mampu menjelaskan ketentuan adab takziyah dan ziarah kubur. Dengan  tetap melakukan apersepsi dan motivasi pada anak didik khususnya bagi anak yang belum tercapai ketuntasan belajar sebayak 6 orang serta bertanya anak tersebut terkait dengan kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Berikutnya anak didik diberikan penjelasan terkait dengan materi dalam menggunakan model PBL dan anak didik tetap merasa senang dalam pembahasan pengurusan jenazah (takziyah dan ziarah kubur)

 

 

Hasil Penelitian

Dalam mengetahui bagaimana penerapan model PBL yang dilakukan pendidik digunakan lembar penilaian berdasarkan lembar observasi/pengamatan. Adapun hasilnya sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 3.1. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III

 

No

Langkah

pembelajaran

Deskripsi kegiatan

Pelaksanaan

Capaian

(%)

1

2

3

4

 

Kegiatan inti

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

96 %

1

Stimulation

Guru memberikan stimulus berupa video sistem gerak manusia

 

 

 

2

Problem

Statement

Guru mengarahkan peserta

didik untuk Mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam tayangan video dengan beberapa pertanyaan dan penguatan

 

 

 

3

Data

Collections

Guru memberikan

arahan dan bimbingan dalam mengerjakan LKPD

 

 

 

4

Data

Processing

Guru mengarahkan

pesertadidik untuk literasi sebanyak- banyaknya untukdapat Menjawab

pertanyaan di LKPD

 

 

 

 

 

 

 

 

5

Verifications

Guru mengarahkan pesertadidik untuk mengecek kembali jawaban yang telah ditulis dengan sumberBelajar

 

 

 

 

6

Generalizations

Guru mengarahkan pesertadidik untuk menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan

 

 

 

 

Berdasarkan analisis data keterlaksanaan  terhadap proses

pembelajaran menggunakan model Problem Base Learning berkategori tinggi. Observer memberikan saran agar guru lebih memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk menemukan konsep. Sedangkan untuk pengamatan kegiatan evaluasi dilakukan dengan cara, untuk pengetahuan peserta didik diminta mengerjakan soal melalui CBT online Google form, namun kendala ada beberapa peserta didik yang terkendala sinyal jadi saya arahkan peserta didik yang tertinggal untuk mengerjakan saat sinyal mendukung.

 

 

Refleksi Siklus III

Pada tahap  refleksi  ini,  peneliti  bersama-sama  dengan  rekan  sejawat, mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus III. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan  cara  melakukan  penilaian  terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitandengan tindakan yang dilakukan. Berikut kendala dan  penyelesaian yang terjadi pada siklus III.

Kendala: Ada beberapa peserta didik tidak membawa HP sehingga hanya mengikuti dengan bantuan Bahan Ajar dan tidak bisa mengikuti Pretest dan Post test secara online. Penyelesaian: Peserta didik yang tidak membawa Hp bisa mencari informasi dari buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Terkait post test bisa mengerjakan dibuku tulis dibantu teman sejawat untuk melihat soal.

Penerapan pembelajaran Problem Based Learning sudah dilakukan maksimal dan Hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator keberhasilan diharapkan oleh peneliti terutama persentase ketuntasan klasikal, sehingga penelitian tindakan kelas ini berhenti pada siklus III.

 

 

Grafik 3.1. Hasil evaluasi siklus III

 

 

Tabel 2.5. Hasil evaluasi peserta didik siklus III

 

 

No

 

NAMA PESERTA DIDIK

 

NILAI

 

KETERANGAN

TUNTAS

TIDAK TUNTAS

1.

AGK

40

 

2.

AL

70

 

3.

CWI

100

 

4.

NK

90

 

5.

DP

80

 

6.

SA

70

 

7.

NK

90

 

8.

ZAR

90

 

9.

SIL

90

 

10.

AM

80

 

11.

HS

100

 

12.

RFS

100

 

13.

BC

60

 

14.

RA

100

 

15.

SF

80

 

16.

DD

30

 

17.

SU

80

 

18.

IB

80

 

19.

RH

75

 

20.

AN

80

 

 

Jumlah

1585

17

3

 

Rata-rata

79.25

85.00%

15.00%

 

 

 

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo  pada siklus III dengan  diterapkanya model pembelajaran Problem based learning mencapai rata-rata kelas 79,25.

 

 

Refleksi Siklus III

Dalam pembelajaran siklus III sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning, ini terlihat jelas pada Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaannya. Kegiatan pendidik dalam pembelajaran ini sudah baik, semua aspek penilaian/pengamatan pendidik   dalam penerapan model PBL mencapai 96 %. Dan nilai belajar siswa mecapai rata-rata kelas sebesar

79,25.

 

Berdasarkan penilaian pelaksanaan model pembelajaran yang mencapai nilai rata- rata 96% dan rata-rata kelas hasil belajar siswa sebesar 79,25.berarti ketuntasan secara klasikal tercapai, untuk itu direncanakan berhenti tidak diteruskanya penelitian. Sedang 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan akan dilaksanakan program remidial untuk perbaikan.

Pembahasan

Dari proses pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan siklus I sampai dengan siklus III penerapan model pembelajaran Problem Based learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta  didik  kelas  XI secara bertahap  dengan  materi  pembelajaran Pengurusan Jenazah. Hasil belajar peserta didik secara individual dianggap telah meningkat jika hasil belajar yang didapat memenuhi KKM yaitu ≥ 68. Dan hasil peserta didik secara klasikal dianggap telah meningkat jika persentase peserta didik yang mendapat nilai ≥ 68 jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah peserta didik seluruhnya.

Data mengenai peningkatan hasil peserta didik belajar melalui strategi

Problem based learning dapat dilihat dalam tabel berikut:

Berdasarkan pada tabel tersebut tindakan awal sampai tindakan siklus III, dapat diketahui bahwa model pembelajaran Problem Based Learning yang diterapkan pada kelas  XI SMK Negeri 6 Purworejo  berhasil  meningkatkan Hasil Peserta didik secara individual dan klasikal karena 17 peserta didik yang mendapatkan hasil belajar ≥ 68 dengan persentase 85.00% dari 20 jumlah peserta didik seluruhnya. Sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya.

Adapun grafik Penerapan model pembelajaran PBL peserta didik dalam pembelajaran dari sebelum tindakan sampai tindakan siklus III sebagai berikut:

Grafik 4.2. Hasil kemampuan kognitif peserta didik siklus I, II dan III.

 

 

 

 

Berdasarkan grafik Penerapan PBL peserta didik di atas, indikator meningkatnya pembelajaran peserta didik meningkat, dari tindakan siklus I sampai tindakan siklus III.

Penerapan PBL dalam Pembelajaran sebelum adanya tindakan masih sangat rendah dikarenakan guru masih menggunakan metode konvensional, proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan   belum mengintegrasikan TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) sehingga belum melatih peserta  didik  untuk  berpikir  HOTS  (High  Order Thinking  Skills).  TPACK merupakan kerangka pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran yang melibatkan paket-paket pengatahuan tentang teknologi, materi, dan proses atau strategi pembelajaran. Hal seperti ini mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem based learning.

Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya. Permasalahan yang diajukan pada model Problem  Based  Learning,  bukanlah  permasalahan  “biasa”  atau  bukan sekedar “latihan”. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena. Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan alternatif-alternatif penyelesaian.

Berdasarkan  hasil  observasi  kemampuan  guru  dalam   melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning pada siklus I adalah sebesar 89% (Tabel 1.1), siklus II sebesar 93% (Tabel 2.1) dan siklus III sebesar 96% (Tabel 3.1) dengan berkategori tinggi artinya guru sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan baik. Observer memberi masukan agar guru lebih memberi bimbingan kepadapeserta didik untuk menemukan konsep, memberikan waktu lebih lama untuk mencari informasi serta memberikan waktu yang lebih agar terjadi interaksi antara peserta didik dan guru. Keterbatasan alokasi waktu pada saat pembelajaran menyebabkan tidak semua peserta didik dapat menyampaikan pendapat ketika mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban dari LKPD yang dikerjakan oleh peserta didik.

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem based Learning, peserta didik mengalami peningkatan. pembelajaran yang dilakukan dikelas lebih aktif karena guru menerapkan pembelajaran aktif learning dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

 

Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Problem based learning pada materi pengurusan jenazah, Hasil penerapan model Pembelajaran PBL, indikator menjelaskan fenomena Faktual siklus II memperoleh skor rata-rata 75.00 % dan siklus III skor rata-rata 85.00 % dengan kategori tinggi, indikator menginterprestasikan data dan bukti ilmiah siklus II memperoleh skor rata-rata  65.00  % dan  siklus  III skor  rata-rata 90.00% dalam kategori tinggi, indikator menarik atau mengevaluasi kesimpulan siklus II memperoleh skor rata- rata 75.00 % dan siklus III skor rata-rata 80.00% dalam kategori tinggi. Peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (≥ 68) pada siklus II sebanyak 14

 

 

 

peserta didik dengan persentase 70.00% dan pada siklus III sebanyak 17 peserta didik dengan persentase 85.00 %, selebihnya yakni sebanyak 3 peserta didik rata- rata masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (≥ 68). Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2018) yang menunjukkan hasil bahwa penerapan Problem Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar Peserta didik.

 

Simpulan

 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan   bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa pada materi Pengurusan jenazah pada siswa kelas XI SMK Negeri 6 Purworejo. Terlihat pada hasil Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai dengan Sikus III .  Pada siklus I Capaian belajarnya yang mencapai tuntas 35 % dan belum mencapai Tuntas 65 %. Dengan Nilai rata rata - rata 57,5. Pada siklus II Capaian belajarnya yang mencapai tuntas 70 % dan belum mencapai Tuntas 30 %. Dengan Nilai rata rata  - rata 76. Dan pada siklus III Capaian belajarnya yang mencapai tuntas 85 % dan belum mencapai dengan Nilai rata rata   - rata 79,25 sehingga pada peneltian tindakan kelas ini diperoleh hasil terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II dan siklus III dengan Ketuntasan 85% dengan nilai rata – rata 79,25.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

https://pusdiklat.perpusnas.go.id  undang-undang  (uu)  nomor  20  tahun  2003

tentang sistem pendidikan nasional.

 

Suharso dan Retnoningsih, Ana. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV.

Widya Karya, 2009), hlm.166.

 

Arikunto,  Suharsimi.  Dasar-dasar  Evaluasi  Pendidikan,  (Jakarta:  PT.  Bumi

Aksara, 2003), hlm. 181.

 

Sudjana,   Nana.   Penilaian   Hasil  Proses   Pembelajaran,   (Bandung:  Remaja

Rosdakarya, 1995), hlm.2.

 

Sofiyana, Marinda Sari, dkk. (2022). Metodologi Penelitian Pendidikan. E-book.

 

Padang: GET Press

Shoimin,  Aris.  68  Model  Pembelajaran  Inovatif  dalam  Kurikulum  2013,

(Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,2014),hlm. 130.

 

------.  68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Jogyakarta: Ar- Ruzz Media,2014),hlm. 131 - 132.

 

Wardani, I.G.A.K. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), hlm. 1.4

 

Suwandi,   Sarwiji.   Penelitian     Tindakan     Kelas     (PTK)     dan     Penulisan     Karya

Ilmiah,(Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta,

2009), hlm. 10-11

 

 

 

Baharudin. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2015.

Bahri Syaiful  dan  Aswan  Zaeni.  Strategi  Belajar Mengajar.  Jakarta: Rieneka Cipta, 2006.

 

Rumiati, Siti Ana. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan Jenazah

Melalui Metode Demonstrasi Kelas XI Di SMK PGRI 2 Salatiga Tahun ajaran

2018/2019. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

 

Hamzah, Mochammad Amir. 2018 Penerapan metode sosiodrama untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran PAI materi pengurusan jenazah: Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI SMKN 2 Purwakarta. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

 

Asrori, Muhammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Wacana Prima

 

Sudjana, Nana. 2006c. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

 

Rumiati, Siti Ana. 2019. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Pengurusan Jenazah

Melalui Metode Demonstrasi Kelas XI Di SMK PGRI 2 Salatiga Tahun ajaran

2018/2019. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

 

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

 

As’ad, Ali. 2021. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fikih Materi Penyelenggaraan Jenazah Bagi Peserta Didik Kelas X Ma Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2021/2022. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment